SEJARAH BERDIRINYA KELURAHAN BALAROA
Desa Balaroa berasal dari sejarah yang panjang, pendapat yang umum adalah bahwa Balaroa merupakan asal kata dari jenis tanaman Balaroa yang banyak tumbuh dan berkembang subur di wilayah Balaroa, tanaman ini sangat berarti dan memiliki banyak khasiatuntuk pengobatan alternative baik penyakit luar maupun penyakit dalam, yang lazim digunakan untuk pengobatan adalah daunnya untuk penyakit dalam, akar dan batangnnya untuk obat luka (Nasran Mahyuddin).[1]
Wilayah Balaroa yang pada saat itu merupakan hasil pemindahan dari Desa awal yang merupakan asal-usul Kelurahan Balaroa yaitu lingkungan Karuwi atau Timpo dan Popa (saat ini sekitar wilayah selatan Pasar Inpres Manonda sebelah Tagari),dimana letaknya terpisah sama lain. Kemudian pada tahun 1902 pada zaman Pemerintah Belanda, pada saat itu seorang Belanda yang bergelar Pua Kepa, memindahkan pemukiman penduduk ke daerah yang lebih diatas topografinya yang banyak ditumbuhi pohon Balaroa. Alasan pemindahan karena mencari wilayah yang lebih strategis dan baik untuk pengembangan pemukiman sebab sekitar wilayah Desa Karuwi dan Popa pada saat itu masih banyak ditumbuhi tanaman karuwi yaitu sejenis tanaman bambu yang berduri dan wilayah tersebut juga sangat berair. (syahran Hi. Asnawi, BA).[2]
Kepala Desa Balaroa pertama bernama Yambaere yang ditunjuk langsung oleh seorang bernama Yamalipu beliau dikenal sebagai tokoh pada saat itu, wilayah Balaroa saat itu menurut sejarahnya adalah tempat pemukiman para Pabicara yaitu kumpulan tetua adat yang bertugas dan berwenang dalam prosesi pelantikan raja-raja adat di lembah Palu, sehingga Balaroa disebut juga sebagai wilayah Kota Patanggota.
Kelurahan Balaroa dibentuk berdasarkan Undang-Undang No.19 Tahun 1965 tentang Pembentukan Desapraja sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa, dibentuklah desa termasuk desa Balaroa. Dalam perjalanan Pemerintahan desa telah mengalami beberapa pergantian kepala desa.Selanjutnya terhitung sejak Tanggal 1 Januari 1980.Desa Balaroa berubah menjadi Kelurahan dengan Ibukota Kecamatan Palu Barat.
Berdasarkan informan dari tokoh masyarakat yang masih hidup sampai sekarang ini yang pernah menjabat sebagai kepala desa sebagai berikut:
Pada masa kepemimpinan Karim Ali Katibina Kelurahan Balaroa terbentuk berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintah Desa[3] dan kelurahan yang ditindak lanjut dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 2 Tahun 1980 dan Peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah No.08 Tahun 1981 maka pada saat itu dilantik sekaligus sebagai Lurah yang pertama Bapak Ali Katibina s/d tahun 1985;
Jl. Yambaere No.5, Balaroa, Kec. Palu Bar., Kota Palu, Sulawesi Tengah 94226